Minggu lalu menurut
saya adalah minggu yang apes buat saya, kenapa emang? Karena dua orang teman
saya sama-sama harus menghadapi vonis perceraian dengan pasangannya. Yup! Ketok
palunya itu ya last week.
Sedih? Jelas dong…ya
gak mungkin lagi lah kita bisa kumpul-kumpul bareng lagi secara komplit dengan
para suami yang sudah bukan pasangan mereka lagi. Padahal mereka itu pasangan
yang selalu membawa keceriaan saat kita ngumpul-ngumpul bbq-an. What a shame!
Kayaknya saya gak etis
ya kalo mem-blow up nama mereka disini oleh karena itu biarkan saya meng-create
nama alias ya buat mereka.
Sebut aja:
KIANA + RALF=TIBA-TIBA
MEMUTUSKAN UNTUK BERCERAI
LOLA + BUDI=RIBUT-RIBUT DULU BARU BERCERAI
Alasan mereka bercerai
adalah ketidak cocokan, dua-duanya sama-sama telah menikah selama hampir 3
setengah tahun. Keduanya sama-sama telah dikaruniai seorang anak.
LOLA + BUDI adalah
sepasang suami istri yang hangat dalam pertemanan, sama-sama doyan ngobrol,
suka melempar joke-joke segar, sering membuat ice breaker dalam situasi-situasi
ngumpul-ngumpul yang kurang ramai dan asik, pendeknya dalam bersosialisasi
mereka mumpuni deh. Biar gitu mereka juga udah menampakkan ketidak cocokan
didepan kita-kita sebagai temannya. Misalnya sering adu mulut saat saling
mempertahankan pendapatnya masing-masing. Gak ada yang mau ngalah. Dua-duanya
memiliki sifat yang keras. Lola di besarkan dari latar belakang keluarga
sederhana namun menempatkan kerja keras diatas segalanya, gak heran kalo
akhirnya Lola berhasil dapet kesempatan ngelanjutin S2 di UK dari beasiswa
negara. Budi di besarkan dari keluarga kaya yang juga berhasil dari usaha kerja
keras ayahnya…maka Budi berkesempatan untuk bersekolah sejak SMA di Sydney
sampai lulus S1. Lalu kembali ke Denpasar untuk meneruskan usaha sang ayah.
Lola kelihatannya
bermasalah dengan harga diri, maksudnya hatinya sangat cepat merasa teriritasi
kalo ada sedikit omongan Budi yang “quotation mark” nyerempet-nyerempet
menyinggung harga diri Lola, padahal mungkin aja sih tujuan Budi bukan itu juga.
Maka tersinggunglah Lola dan mulailah situasi memanas dan ujung-ujungnya
terjadi rally sahut menyahut sindiran diantara mereka. Saya bukan tidak tahu
bagaimana rasanya hidup dalam keluarga sederhana, sebab dari situ pula saya
berasal. Saya tahulah bagaimana rasanya di bully, di hina, di remehin, gak
dianggap oleh orang lain begitu pula yang dialami orang tua saya. Pas seperti
yang di alami Lola. The problem is Lola terlalu menganggap hal ini sangat
serious dalam arti she takes it as a big personal matter and also something
that she had to fight for the sake of her dignity. Jadi masalahnya terletak
pada ego dalam mempertahankan proud. Enak aja lo ngomong gitu ama gua, gua kan
S2 UK grads and dapet beasiswa lagi…lo kan cuman S1 Aussie udah gitu hasil
keringet bapak lu lagi. Hadeuhhh…ini deh yang bikin rempong…ya udah deh kenapa
mesti bawa-bawa gelar perkuliahan segala sih? Penting apa? Dalam pernikahankan
yang penting ada cinta, kasih sayang, pengertian. Titik.
Pas aku tanya ke Lola
apa masih ada cinta buat Budi, terus dia bilang ada sih…tapi dikit..dan yang
sedikit itu lenyap kalo mulutnya yang nyinyir itu mulai nyerocos… Saya jadi mo
ketawa deh dengernya…ini temen saya pin-pin-bo cinnn…pinter-pinter-bodoh….otak
pinter tapi kelakuan masih kayak anak smp yang suka scrappy sama temen
berantem. Tapi mau gimana lagi this is her own life…saya tentu aja punya
batasan sampe dimana saya bisa komen ke dia. Tapi yang saya sayangkan di sini
seandainya saja Lola bisa me-reset standar-standar yang dia bangun di
kepalanya, bahwa omongan yang seperti Budi layangkan jangan di masukkan sebagai
omongan yang merendahkan. Dia harus menyadari kalo Budi yang notabene udah kaya
dari sononya memang terbentuk dari budaya asal ngomong wae…asal ngejeblak aje
kalo kate orang Betawi, karena semua-mua gampang dia dapatkan…sebenernya
masalahnya udah ketemu, tinggal dibicarakan, saling berubah, saling mengalah,
beres habis perkara. Tapi mereka malah mengambil jalan lain yaitu bercerai.
Sayang di sayang!
Lalu tiba-tiba datang
Kiana+Ralf dengan wajah berseri-seri mengatakan kalo mereka udah bercerai.
Bukan main kagetnya kita-kita dan sama sekali gak menyangka. Couple yang ini
sangat intim, gak malu saling berciuman depan kami teman-temannya, yah kita
maklum aja sih karena mereka kan orang western yang gak tabu dalam hal
tersebut. Pokoknya saling mengungkapkan kasih sayang deh di depan semua orang,
serasi banget. Lah kenapa cerai?
There is something
between me and Ralf that I can’t telling you guys…kata Kiana, maaf ya…ada
fenomena gunung es pokoknya diantara kami yang akhirnya meledak dan gak ada
solusinya jadi kami memilih pisah, tapi pada dasarnya kami masih saling sayang
kok, jadi gak kayak si Lola + Budi yang cerai pakai ribut-ribut gak jelas
segala. Contoh lah kami bercerai gak usah pake ribut-ribut…santai aja…tiba-tiba
puzzzzz……beres…
Walah…apanya yang
beres Kiana…cerai tetep aja bukan sesuatu yang harus di teladani, mau ribut
kek, apa wuzzz sama sekali tak terdengar juga intinya sama aja..ya cerai.
#jadimumetbeneranpalasaya
0 komentar:
Posting Komentar